Kenapa Sayap Malaikat Mikail Dipatahkan Oleh Allah

Kenapa Sayap Malaikat Mikail Dipatahkan Oleh Allah

Mendampingi malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya

Tak hanya membagikan rezeki kepada makhluk Allah SWT, malaikat Mikail juga sering mendampingi malaikat Jibril dalam menjalankan tugasnya.

Malaikat Jibril menjalankan tugasnya membelah dada Nabi Muhammad SAW untuk dicuci hatinya, karena akan diisi dengan iman, islam, yakin, dan sifat hilimia. Malaikat Mikail bertugas mengambilkan air zam-zam untuk mencuci hati Nabi Muhammad SAW.

Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra' dan Mi'raj, malaikat Mikail bersama Jibril ikut mendampingi selama perjalanan. Malaikat Mikail juga menjalankan tugasnya bersama dengan malaikat Maut.

Malaikat Mikail menyampaikan lembaran pencabutan nyawa yang di dalamnya tertulis jelas nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.

Melalui fakta tentang tugas malaikat Mikail, malaikat pemberi rezeki, Mama bisa mengambil hikmah penting dalam meyakini bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT dan selalu menjaga keyakinan agama hingga maut menjemput.

10 Malaikat Allah20222:56

Piri Reis are Arwith, Amira, Farhan, Jaka & Fakhri.

Mikail bertugas sebagai malaikat pemberi rezeki

Malaikat Mikail diberi tugas oleh Allah SWT untuk mengatur urusan makhluk Allah SWT seperti, mengatur rezeki, mengatur air, menurunkan hujan atau petir, membagikan rezeki kepada manusia termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Rezeki tidak hanya berupa materi bagi manusia, namun bisa berupa hujan, angin, dan tanaman

Kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah menceritakan mengenai kisah Isra' Mi'raj yang bersandar pada Abdullah bin Mas'ud mengisahkan bahwa Rasulullah SAW yang pada saat itu didatangi oleh Buraq, binatang yang biasa ditunggangi oleh para nabi sebelumnya.

Lalu Rasulullah SAW dinaikkan ke punggungnya dan ia pun terbang bersama malaikat Jibril. Beliau bisa melihat berbagai tanda kebesaran Allah SWT di antara langit dan bumi hingga berakhir di Baitul Maqdis.

Ibnu Ishaq menerima kisah dari seseorang yang dapat dipercaya, dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

"Setelah menyelesaikan semua urusan di Baitul Maqdis, didatangkanlah kepadaku mi'raj (alat untuk naik). Belum pernah aku melihat sesuatu yang lebih indah daripada itu. Benda itulah yang terulur dan dilihat oleh mata orang yang sekarat.

Selanjutnya, Jibril membawaku naik hingga tiba di salah satu pintu langit yang bernama pintu Hafadzah. Di pintu itu ada malaikat bernama Ismail. Ia membawahi 12 belas ribu malaikat, dan masing masing dari 12 ribu itu membawahi 12 ribu malaikat lainnya."

Setelah itu, Rasulullah SAW melanjutkan, "Saat aku dibawa masuk ke pintu itu, malaikat tersebut bertanya, 'Siapa orang ini, Jibril?' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Malaikat bertanya lagi, 'Apakah ia sudah diutus?' Jibril menjawab, 'Ya.' Lantas malaikat itu mendoakan kebaikan untukku dan berbicara kepadanya."

Ibnu Ishaq berkata bahwa seorang ulama yang mendapatkan cerita ini dari Rasulullah SAW menuturkan kepadanya bahwa beliau berkisah,

"Para malaikat menyambutku saat aku tiba di langit dunia. Semua malaikat menyambutku tertawa dan memberi kabar gembira, mengatakan perkataan-perkataan yang baik, dan mendoakan kebaikan bagiku.

Hingga bertemulah aku dengan satu malaikat yang mengatakan seperti yang dikatakan oleh malaikat-malaikat lain, dan mendoakanku seperti doa yang dipanjatkan oleh malaikat-malaikat lain.

Hanya saja malaikat ini tidak tertawa, dan aku tidak menerima kabar gembira darinya seperti yang kulihat pada malaikat lainnya.

Aku berkata kepada Jibril, 'Wahai Jibril, siapakah malaikat yang berkata-kata kepadaku seperti malaikat yang lain, tetapi tidak tertawa kepadaku, dan aku tidak menerima kabar gembira darinya seperti yang kuterima dari yang lain?'

Jibril menjawab, 'Seandainya ia pernah tertawa kepada orang sebelum atau sesudahmu, niscaya ia akan tertawa kepadamu. Namun ia tidak tertawa. Ini adalah malaikat penjaga neraka.'"

Jalan Mangga-Gisikan Rt 27 Rw 13, Pulogedang, Tembelang 61452, KAB. JOMBANG, TEMBELANG, JAWA TIMUR, ID, 61452 Jombang Jawa Timur 61452 Indonesia

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Malaikat adalah satu-satunya makhluk Allah SWT yang paling tunduk dan taat dengan seluruh perintah-Nya. Diciptakan dari nur atau cahaya, malaikat tidak memilikin pikirat maupun hawa nafsu.

Malaikat Mikail termasuk ke dalam sepuluh nama malaikat yang wajib diimani oleh selurut umat muslim, sebagaimana rukun iman ke-2.

Keberadaan malaikat Mikail disebutkan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 98, Allah berfirman:

مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَرُسُلِهٖ وَجِبْرِيْلَ وَمِيْكٰىلَ فَاِنَّ اللّٰهَ عَدُوٌّ لِّلْكٰفِرِيْنَ

“Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 98)

Tugas utamanya setiap malaikat adalah beribadah kepada Allah SWT dengan cara bertasbih sepanjang hari kepada-Nya. Popmama.com telah merangkum fakta tugas malaikat Mikail, malaikat pemberi rezeki. Simak penjelasannya yuk!

Menahan matahari dengan sayapnya

Kisah ini terjadi pada suatu Subuh saat Rasulullah Muhammad SAW memimpin sholat berjemaah. Saat rukuk, malaikat Jibril datang dan membentangkan salah satu sayapnya ke punggung Nabi, sehingga membuatnya tidak bisa bangkit dari rukuk.

Tak sampai disitu, malaikat Mikail juga menahan matahari agar Subuh jadi melambat. Setelah Jibril pergi barulah Rasulullah bisa i'tidal dan meneruskan sholatnya hingga selesai. Ketika selesai sholat, salah seorang sahabat menanyakan tentang waktu rukuk yang lebih lama dari biasanya.

Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui mengapa hal itu terjadi dan tidak bisa menanyakannya ke malaikat Jibril. Datanglah malaikat Jibril kemudian menceritakan apa yang terjadi kepada Nabi.

" Wahai Muhammad, Ali tergesa-gesa untuk ikut berjemaah, tetapi di depannya ada seorang lelaki tua Nasrani yang berjalan sangat pelan. Ali tidak mau mendahuluinya karena sangat memuliakan lelaki tua itu! Karena itu Allah memerintahkan aku untuk menahanmu dalam rukuk, agar Ali dapat ikut jemaah!"

Malaikat pemberi rezeki yang tak pernah tersenyum

Malaikat Mikail dikehendaki Allah SWT untuk menurunkan hujan dan menumbuhkan pepohonan, tugasnya ini membuat malaikan Mikail menjadi malaikat yang sangan khusyu dan takut kepada Allah SWT.

Hal ini terbukti saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra’Miraj dan ditemani oleh malaikat Jibril. Para malaikat dan penghuni langit menyambut kedatangan kekasih Allah, namun ada satu malaikat yang memperlihatkan wajah datarnya dan tidak tersenyum sama sekali atas kehadirannya.

Rasulullah SAW pun bertanya kepada Malaikat Jibril, "Siapa malaikat itu dan kenapa aku tidak pernah melihat ia tersenyum?"

Jibril pun menjawab "Ialah Mikail, Ia tidak pernah lagi tersenyum sejak Neraka diciptakan dan diperlihatkan padanya."

Allah SWT menciptakan Malaikat, yang sejatinya adalah makhluk tanpa hawa nafsu dan senantiasa hanya patuh kepada Allah SWT hingga malaikat kehilangan keceriaannya karena telah mengetahui apa yg ada di neraka.

Begitu dahsyatnya siksaan dan panasnya api neraka yang membuat malaikat Mikail kehilangan keceriaannya karena telah mengetahui

Malaikat Mikail kehilangan keceriaannya karena telah mengetahui begitu panasnya api neraka berikut dengan siksaan yang ada di dalamnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan ada malaikat yang pernah dipatahkan sayapnya oleh Allah SWT. Hal itu dikarenakan malaikat tersebut tidak menghormati Nabi Muhammad SAW.

Kisah ini diceritakan dalam Imam al-Ghazali dalam Kitab Mukasyafat al-Qulub dan dinukil oleh Dian Erwanto dalam buku Kita Harus Bershalawat.

Diceritakan, pada suatu hari Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW lalu ia bercerita: "Ya Rasulullah SAW, dulu aku telah melihat seorang malaikat di langit sedang berada di atas singgasananya, ia mempunyai kemuliaan yang dikelilingi 70 ribu malaikat lainnya yang berbaris untuk melayaninya, karena Allah SWT menciptakan ia menjadi seorang malaikat yang mulia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi pernah pada suatu saat aku melihat dia seorang malaikat itu berada di Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah seraya menangis.

Ketika dia melihatku, maka dia berkata kepadaku, 'Wahai Malaikat Jibril, apakah engkau mau menolongku?' Aku (Malaikat Jibril) berbalik bertanya, 'Kesalahan apa yang engkau perbuat?'

Malaikat itu berkata, 'Ketika itu aku sedang berada di atas singgasana pada malam Isra Mi'raj, maka lewatlah di hadapanku yaitu Nabi Muhammad SAW, akan tetapi aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga aku tidak menghormatinya, maka Allah menghukumku dengan ini (sayap yang patah) serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat.'

Malaikat Jibril berkata, 'Saat itu aku merendah diri di hadapan Allah mohon izin untuk memberinya pertolongan kepada malaikat tersebut, maka Allah berfirman, 'Wahai Jibril, katakanlahlah kepadanya agar membaca sholawat kepada Kekasih-Ku Muhammad SAW.'

Kemudian malaikat itu membaca sholawat kepadamu ya Rasulullah SAW, maka Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kembali kedua sayapnya lalu menempatkannya lagi di atas singgasananya seperti semula.

Malaikat yang bertugas menurunkan hujan

Hujan menjadi salah satu rahmat Allah SWT yang diturunkan ke bumi untuk kemaslahatan umat manusia dan alam semesta.

Atas kuasa-Nya lah tumbuhan dapat hidup di muka bumi. Hujan yang mengakibatkan banjir, longsor, dan kejadian alam lainnya sebagai bukti tidak terkelola dengan baik karunia yang Allah SWT berikan.

Dalam kitab yang ditulis Imam Ibnu Katsir, al-Bidayah wan-Nihayah menyebutkan bahwa malaikat Mikail memiliki tugas untuk mengurusi hujan, rezeki, dan menumbuhkan pepohonan.

Malaikat Mikail memiliki para pembantu yang selalu melaksanakan perintahnya atas perintah Allah SWT untuk mengatur pergerakan angin dan awan yang telah dikehendaki Allah SWT.

Imam Ibnu Katsir menulis dalam kitabnya, al-Bidayah wan-Nihayah, “Tidak ada setetes air pun yang turun dari langit melainkan disertai oleh Malaikat yang mengantarkannya ke tempatnya di bumi.”